Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan mempertimbangkan penambahan pasukan dalam proses evakuasi pilot Susi Air Philips Mark Methrtens yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)
- Harga Emas Antam Anjlok Rp23.000 per Gram, Waktu Tepat untuk Membeli
- Skema Ganjil Genap Tol Cikupa-Merak saat Situasi Merah, Berlaku 27-30 Maret
- Brigjen Endar Priantoro Resmi Dilantik Menjadi Kapolda Kalimantan Timur
Baca Juga
Keputusan itu akan terwujud usai Yudo berangkat ke Papua untuk melihat langsung situasi disana.
"Panglima (Laksamana Yudo) ke sana untuk melihat langsung di lapangan, apa yang dibutuhkan prajurit di lapangan. Nah itu nanti beliau kembali baru diputuskan misalnya tambahan pasukan," kata Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Letjen Bambang Ismawan di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/4).
Selain itu, Bambang menyebutkan bahwa TNI juga akan memperkuat kembali alutsista untuk kebutuhan operasi.
"Lihat situasi di lapangan atau kebutuhan mungkin alutsista apa helikopter atau segala macam itu melihat kebutuhan. Nanti kita kabari berikutnya kalau ada perkembangan," kata Bambang.
"Mohon doanya ya," sambung Bambang.
Pratu Miftahul Arifin Prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna dinyatakan gugur saat bertempur melawan KKB di Nduga, Papua.
Pratu Miftahul Arifin gugur usai ditembak KKB setelah mencari keberadaan Kapten Philips Mark Methrtens (37).