Dukungan elite PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko ke Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, disinyalir mengubah persepsi negatif yang mengemuka terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada masa lalu.
- Coblos Ulang Pilkada Kabupaten Serang, Ratu Zakiyah Deklarasi Kemenangan: Real Count 76 Persen
- BPKD Kota Tangerang Rekonsiliasi Laporan Kepemilikan Aset Daerah
- Suara Lantang Gubernur Banten Andra Soni Ingatkan Kepala Daerah, Sebut Ini
Baca Juga
Pengamat politik Citra Institute Efriza menilai, Budiman yang merupakan tokoh berperan pada reformasi Indonesia tahun 1998 bakal membalik isu yang beredar. Apalagi, antara Budiman dengan Prabowo punya hubungan yang tidak harmonis saat lahirnya reformasi.
"Tapi perubahan sikap dan pernyataan positif Budiman, menurunkan persepsi negatif terkait isu pelanggaran HAM Prabowo di masa lalu,” ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (20/7).
Menurutnya, pernyataan Budiman yang menyebut Prabowo tokoh nasionalis dan yang bisa menghadirkan persatuan dan kesatuan di negeri ini adalah bentuk dukungan di Pilpres 2024.
“Itu menunjukkan penilaian positif berkategori nilai A, nilai yang besar. Sebab selama ini, meski Prabowo tokoh dari kalangan militer yang semestinya dipersepsikan pemimpin yang akan menghadirkan persatuan dan kesatuan, nyatanya dua kali Pilpres selalu gagal akibat persepsi buruk itu terbangun,” tuturnya.
Oleh karena itu, Efriza menduga dukungan Budiman ke Prabowo memberikan dampak positif khususnya terkait isu pelanggaran HAM yang terjadi pada masa reformasi. Artinya, pernyataan Budiman adalah melepaskan kekhawatiran kebebasan masyarakat akan pudar jika dipimpin Prabowo.
"Tapi malah kenyamanan, keamanan, persatuan dan kesatuan layak diharapkan jika Prabowo memimpin negeri ini,” tambahnya.