Secercah Harapan Atasi Derita Pasien Rujukan; Banten Butuh Rumah Singgah di Jakarta

Ruangan di dalam RSCM Jakarta (Net)
Ruangan di dalam RSCM Jakarta (Net)

Lantai dingin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta seolah telah menjadi saksi bisu perjuangan Masitoh. Malam demi malam, ia terpaksa merebahkan diri di sana, menemani sang keluarga yang tengah berjuang melawan penyakit.


Jarak ratusan kilometer dari Banten menuju ibu kota tak hanya menguras tenaga, namun juga menguras dompet. Sesekali, menyewa kontrakan menjadi pilihan pahit, demi sedikit kenyamanan dan kebersihan.

"Tentunya Provinsi Banten butuh rumah singgah di dekat rumah sakit untuk meringankan beban warga," lirih Masitoh, suaranya sarat akan harapan saat ditemui RMOL Banten, Kamis (8/5/2025). 

Kisahnya adalah potret pilu sejumlah warga Banten lainnya yang harus menempuh perjalanan jauh dan menghadapi kerasnya ibu kota demi mendapatkan pengobatan terbaik.

Keresahan inilah yang akhirnya sampai ke telinga Gubernur Banten, Andra Soni. Angin segar pun berhembus. Politisi Partai Gerindra ini dengan sigap menjanjikan hadirnya rumah singgah bagi pasien dan keluarga asal Banten yang berobat di Jakarta.

Sebuah langkah konkret pun segera diambil. Gedung milik Badan Penghubung Provinsi Banten di Jalan Tebet Timur Raya nomor 51, Jakarta Selatan, akan disulap menjadi oase sementara bagi mereka yang tengah dirundung duka dan kesulitan.

"Sementara akan kita jadikan kantor penghubung kita untuk rumah singgah," ungkap Andra dalam sambutannya saat peresmian Gedung Bunker Radioterapi RSUD Banten, sebuah momentum yang justru menjadi titik terang bagi permasalahan lain.

Tak hanya sekadar memanfaatkan aset yang ada, Andra juga menunjukkan keseriusannya dengan meminta instansi terkait untuk segera menyiapkan rumah singgah yang lebih representatif.

Bahkan, opsi menyewa gedung di sekitar rumah sakit rujukan seperti RSCM dan Rumah Sakit Kanker Dharmais pun tak luput dari perhatiannya.

"Walaupun nanti kita akan sewa dekat rumah sakit Dharmais, Cipto dan lainnya. Bayangkan kalau tidak ada rumah singgah, masyarakat kita yang ada di Banten kesulitan," tegasnya, menggambarkan betapa krusialnya keberadaan fasilitas ini.

Lebih lanjut, Andra memastikan bahwa pembiayaan untuk sewa gedung rumah singgah akan ditanggung melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banten. 

"Saya akan upayakan agar Provinsi Banten punya rumah singgah di Jakarta," janjinya dengan nada optimis.

Visi Andra tak hanya terbatas pada Jakarta. Ia juga menyadari pentingnya keberadaan rumah singgah di dekat RSUD Banten.

Pasien yang datang dari wilayah pelosok seperti Lebak dan Pandeglang seringkali kesulitan mencari tempat istirahat yang layak bagi keluarga pendamping.

"Yang berobat ke RSUD Banten banyak yang dari jauh, dari Lebak dan Pandeglang. Makanya rumah singgah di sini harus ada," pungkasnya, 

menandakan sebuah komitmen menyeluruh untuk meringankan beban warganya, baik di ibu kota maupun di tanah sendiri.

Langkah yang diambil Pemerintah Provinsi Banten ini tentu menjadi secercah harapan bagi Masitoh dan ribuan keluarga lainnya. 

Kehadiran rumah singgah kelak diharapkan bukan hanya sekadar tempat beristirahat, namun juga menjadi ruang berbagi kekuatan dan harapan di tengah sulitnya perjuangan melawan penyakit. (Eks)