Bacaan politik pengamat politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga kunjungan petinggi Partai Gerindra ke DPP Partai Demokrat bermuatan politis.
- Coblos Ulang Pilkada Kabupaten Serang, Ratu Zakiyah Deklarasi Kemenangan: Real Count 76 Persen
- BPKD Kota Tangerang Rekonsiliasi Laporan Kepemilikan Aset Daerah
- Suara Lantang Gubernur Banten Andra Soni Ingatkan Kepala Daerah, Sebut Ini
Baca Juga
Analisa Jamiluddin Gerindra tampaknya ingin mengajak Demokrat bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Indikasinya, pernyataan Sekjen Gerindra melalui pantun saat temu wartawan bersama Sekjen Partai Demokrat.
"Ajakan tersebut tampaknya serius mengingat KKIR hingga saat masih diisi Gerindra dan PKB. Gerindra ingin menambah kekuatan agar KKIR lebih kompetitif pada Pilpres 2024," demikian analisa Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (21/7).
Jamiluddin menilai, kalau Demokrat dapat ditarik dari koalisi persatuan untuk pembangunan (KPP), maka Anies Baswedan dengan sendirinya akan gagal maju menjadi capres. KPP tidak cukup Presidential Threshold (PT) untuk mengusung Anies.
"Jadi, motif utama kunjungan Gerindra ke Demokrat tampaknya untuk melucuti kekuatan KPP agar tak dapat mengusung Anies," kata Jamiluddin.
Mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini berpendopat, motif itu sudah menjadi agenda partai koalisi pemerintah yang menginginkan hanya dua pasangan capres yang maju pada Pilpres 2024.
Pandangan politik Jamiluddin, hal itu akan terwujud bila kekuatan KPP dikurangi. Dengan begitu, pasangan yang maju diharapkan hanya yang diusung PDIP dan KKIR, yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Bagi Gerindra, Prabowo akan lebih berpeluang menang bila hanya berhadapan dengan Ganjar. Sebab, pendukung Anies diperkirakan akan lebih memilih Prabowo daripada Ganjar," pungkasnya.