Pengungkapan home produksi senjata api di kabupaten Kaur, masih terus didalam tim Satgas Rafflesia. Dimana hasil pembuatan senjata api di home produksi itu hampir menyamai senjata otomatis AK 47 yang terkenal buatan dari negara Rusia.
- Demo Peringatan Setahun Penembakan Pimpinan Media: Presiden Diminta Perintahkan Kapolri Berhentikan Kapolda Bengkulu
- Sidang Kasus Penipuan Tes Polisi Di Polda Bengkulu, JPU Hadirkan Saksi Babinkamtibmas Air Besi
- Kasus Penipuan Tes Bintara Di Polda Bengkulu Bakal Ditangani Mabes Polri
Baca Juga
Dalam komperensi pers Selasa sore (4/4) di Polda Bengkulu, Kabid Humas Polda Bengkulu, Kombes Pol Anuardi yang disamping Direskrimum, Direskrimsus, Kapolres Kaur dan Polresta Bengkulu, mengungkapkan untuk asal Peluru yang dijual pada tersangka masih terus didalami.
"Asal amunisi masih kita dalami, namun dapat dipastikan kelima tersangka tidak bisa memproduksi amunisi itu. Dimana
Ada bebarapa jenis amunisi pabrikan yang disita, yaitu Kaliber 7.62 yang biasa digunakan senjata api untuk senaiper, atau senjata mesin dengan Jarak tempat untuk senpi pabrikan 500 meter. Jadi Kalau senpi rakitan jarak sekitat 250 meter," terangnya.
Anuardi menambahkan, pembuatan Konsep AK 47 semi otomatis adalah rakitan terbaik sepanjang temuan yang Ada. Bahkan senjata semi AK 47 itu sekali kokang bisa o tiga peluru ditembakan.
"Kalau harga jualnya untuk senjata api laras Panjang dibandrol sebesar Rp 7,5 juta dan senjata api laras pendek dibandrol Rp 6 juta," terangnya.
Sementara itu, dari pengaku tersangka Agus Miswanto alias Babang Mona (52) warga Desa Talang Jawi Kecamatan Padang Guci Hilir selaku pemilik home industri berperan juga sebagai pembuat dan perakit senjata api, dalam membuat senjata api sebelum menggunakan alat bubur dan mesin bor. Dirinya menggunakan alat manual berupa mesin grinda dan Las listrik.
"Kalau mesin bubut ini untuk membuat pelatuk dan rangka senjata apinya. Sedangkan kalau laras biasanya menggunakan laras senapang angin," akunya.
Agus menjelaskan, untuk senjata yang dibuat biasanya pemesan yang datang dan membawa bahanya, kemudian setelah jadi barulah pemesan mengetes senjata yang telah dibuat. Apabila ada komplain dirinya akan memperbaiki. "Sejauh ini hanya warga sekitar tempat tinggal saya saja yang sering memesan dan meminta dibuatkan senjata api," pungkasnya.
- Demo Peringatan Setahun Penembakan Pimpinan Media: Presiden Diminta Perintahkan Kapolri Berhentikan Kapolda Bengkulu
- Sidang Kasus Penipuan Tes Polisi Di Polda Bengkulu, JPU Hadirkan Saksi Babinkamtibmas Air Besi
- Kasus Penipuan Tes Bintara Di Polda Bengkulu Bakal Ditangani Mabes Polri