Harta tak wajar milik mantan pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo, menyita perhatian publik dan makin membuka bobroknya skandal di Kementerian Keuangan yang dipimpin Sri Mulyani.
- Ricky Ham Pagawak Terima Uang Rp 200 M, KPK Akan Telusuri Dugaan Aliran Dana ke Parpol
- Pelaporan Investasi Telkomsel ke GoTo Belum Sampai di Meja Pimpinan KPK
- Hukuman Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Diperberat, Sikap Febri Diansyah Memalukan
Baca Juga
Demikian ditegaskan pengamat politik Rocky Gerung, saat menjadi narasumber dalam diskusi yang ditayangkan Channel YouTube Novel Baswedan, Minggu (19/3).
"Kalau ada dua tikus beredar di rumah, artinya ada sarang tikus di situ," kata Rocky Gerung, seperti dikutip redaksi.
Sejak kasus (Rafael Alun) itu mencuat, publik sudah bisa mengendus bahwa ada mega skandal di Kementerian Keuangan. Namun belakangan sejumlah pihak malah berusaha menutupi, seolah tidak terjadi apa-apa.
"Soal pajak itu menghina akal sehat kita, petugas pajak yang mempermainkan pajak," ungkap Rocky.
Menurut dia, membayar pajak adalah cara biadab untuk mempertahankan peradaban. Namun dengan cara itu masyarakat yang kekurangan dapat terbantu, lewat subsidi yang diberikan.
"Sekarang hak mereka itu dikorupsi para biadab ini," tegas Rocky.