Negara-negara Uni Eropa telah kehabisan stok senjata setelah mengirim bantuan militer ke Ukraina yang menghadapi invasi Rusia sejak 24 Februari lalu.
- Bupati Maesyal Turun Tangan Terkait Bocah Tujuh Tahun Dikurung di Rumah Kosong
- Polda Banten Beber Kasus Minyak Goreng Djernih dan MinyaKita, Ternyata...
- Minyak Goreng MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Ini 3 Produsennya
Baca Juga
Untuk itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mendesak negara-negara anggota untuk kembali mengisi pasokan senjata mereka.
Berbicara dalam sesi debat dengan anggota parlemen Uni Eropa pada Senin (5/9), Borrell mengatakan cara terbaik untuk mengisi kembali pasokan senjata adalah dengan melakukannya bersama-sama karena akan lebih murah.
Dimuat Politico, Uni Eropa meningkatkan pendanaan dukungan militer ke Ukraina sebesar 500 juta euro pada Juli.
Sejak awal perang Rusia di Ukraina, Uni Eropa telah memberikan bantuan militer senilai sekitar 2,5 miliar euro ke Ukraina melalui apa yang disebut Fasilitas Perdamaian Eropa, dengan beberapa senjata berasal dari persediaan yang ada.
Peringatan tentang stok kosong juga datang dari negara-negara anggota.
"Berlin telah mencapai batas dari apa yang dapat kita berikan dari Bundeswehr," kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht pada pekan lalu.
Menurut Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia, enam negara terbesar di Eropa tidak menawarkan bantuan militer bilateral baru ke Ukraina pada Juli.