Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang gerak cepat mengajak masyarakat untuk mengaktifkan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) untuk mengantisipasi penyakit demam berdarah dengue (DBD).
- Soal Tambang Ilegal, HMI Cabang Lebak Respons Persoalan di Desa Mekarsari Lebak Banten
- Akhir Tahun 2024, BPK Banten Buka-bukaan Ketidakpatuhan Kinerja Pemda, Lihat Rinciannya
- Pendapatan Pajak 2024 Provinsi Banten Tokcer, Ini Rinciannya
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni di Tangerang, Banten, Selasa (26/11/2024).
Menurut Dini Anggraeni, bahwa Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik adalah sebuah program yang mendorong setiap rumah tangga untuk menekan perkembangbiakan nyamuk.
"Dengan menunjuk salah seorang anggota keluarga sebagai jumantik yang bertugas melakukan pemantauan jentik seminggu sekali secara rutin, maka perkembangbiakan nyamuk dapat ditekan dengan maksimal," kata Dini Anggraeni.
Dini Anggraeni pun menjelaskan, satu juru pemantau jentik bertugas menyosialisasikan dan menggerakkan anggota keluarga untuk melakukan PSN 4M-Plus, yaitu memeriksa dan memberantas sarang nyamuk di lingkungan rumah.
"Mengisi kartu pemeriksaan jentik nyamuk, memberikan larvasida pada tempat penampungan air yang sudah dikuras dan jangan lupa melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 4M-Plus serentak di seluruh rumah di lingkungan masing-masing," ungkap Dini Anggraeni.
Selain itu, Dini Anggraeni juga mengimbau para keluarga untuk tidak lupa melakukan aksi PSN dan 4M-Plus.
Mulai dari membersihkan dan menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas dan memantau jentik.
"Memasuki musim penghujan, jangan sampai jadi sarang nyamuk. Mari bersama lawan DBD dengan rajin menguras, menutup, memanfaatkan barang bekas dan memantau jentik dengan gerakan satu rumah satu jumantik," pungkasnya. (ant)