Rusia Desak Negara-negara Barat Berhenti Memasok Senjata ke Ukraina

Ilustrasi/Getty Images
Ilustrasi/Getty Images

Dalam laporannya, kantor berita negara Rusia RIA menyebut Moskow khawatir jika rudal anti-pesawat Stinger yang dipasok ke Ukraina dapat berakhir di tangan teroris. Pada gilirannya, rudal tersebut dapat menimbulkan ancaman bagi maskapai.


Rudal Stinger membentuk bagian dari sistem pertahanan utama Ukraina terhadap serangan dari Rusia, seperti dikutip AFP.

Dikenal ringan dan relatif cepat, rudal ini dianggap efektif dapat bertahan melawan ancaman udara, seperti pesawat terbang rendah, helikopter, dan drone kecil.

Para pejabat Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengatakan pihaknya telah mengirim rudal Stinger ke Ukraina untuk pertama kalinya pada pekan ini.

Senjata lain yang dikirim AS termasuk rudal Javelin, sistem roket anti-tank, dan amunisi.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bantuan militer senilai 350 juta dolar AS telah disetujui untuk membantu mempertahankan diri dari perang Rusia yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan.

Di samping AS, Jerman sebelumnya mengumumkan telah memutuskan untuk mengirim rudal Stinger, bersama dengan rudal Strela era Soviet, untuk mendukung Ukraina.

Swedia dan Finlandia, yang telah mengambil sikap non-blok sejak berakhirnya Perang Dingin, juga telah mengubah pendirian mereka setelah invasi Rusia, dengan mengirimkan senjata ke Ukraina.

Senjata yang dikirim ke Ukraina termasuk peluncur roket dari Belanda, rudal Javelin dari Estonia, senapan mesin dan senapan sniper dari Republik Ceko, serta lebih banyak rudal Stinger dari Polandia dan Latvia.