Haiti menghadapi krisis air, setelah perusahaan menghentikan pengiriman pasokannya karena aksi protes kenaikan harga bahan bakar yang memicu baku tembak.
- Bupati Maesyal Turun Tangan Terkait Bocah Tujuh Tahun Dikurung di Rumah Kosong
- Polda Banten Beber Kasus Minyak Goreng Djernih dan MinyaKita, Ternyata...
- Minyak Goreng MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Ini 3 Produsennya
Baca Juga
Begitu kata politikus PDI Perjuangan yang juga Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi seperti dikutip dari akun Instagram miliknya, Minggu (18/9).
"Penetapan dapil dan pencalonan hingga masa kampanye dengan memperhatikan Peraturan KPU (PKPU) 3/2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024," katanya.
Prasetio lantas mengutip pesan Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, yang selalu mengingatkan kepada para kader Partai untuk bersiap menghadapi Pemilu 2024. Di mana kader harus mengutamakan kepentingan rakyat.
“Terus bekerja keras turun ke tengah rakyat, karena kemenangan dalam pemilu adalah karena pilihan rakyat," sambungnya.
Menurut pria yang akrab disapa Pras itu, Megawati juga meminta para kader untuk jangan berpuas diri dengan hasil survei yang selalu menempatkan elektabilitas Partai di urutan pertama pada Pemilu 2024.
"Jangan lalai dan hanya di zona nyaman, yang utama adalah gerak partai di tengah masyarakat karena merekalah yang menentukan pemimpinnya," beber Prasetio.
"PDI Perjuangan kembali meraih kemenangan, hattrick, tiga kali menang berturut-turut. Aamiin yarabbal'alamin. Solid bergerak untuk Indonesia raya," pungkasnya.Banyak penduduk ibukota Haiti, Port-au-Prince, terpaksa berlindung di rumah ketika tembakan meletus. Sementara jalanan diblokir pengunjuk rasa dengan aksi pembakaran ban.
Dimuat TRT World pada Minggu (18/9), hal ini membuat perusahaan menghentikan pengiriman airnya yang biasa dikirimkan ke ibukota di mana suhu harian di wilayah tersebut saat ini mencapai 34 derajat Celcius.
Kini ribuan orang di Haiti menghadapi kekurangan air setelah berhari-hari protes yang terjadi. Kekhawatiran semakin memuncak ketika badai tropis Fiona akan datang, yang memicu penduduk setempat mulai mencari pasokan air.
Ketika gencatan senjata sempat dilakukan setengah hari, banyak yang kemudian bergegas pergi ke pusat distribusi untuk menimbun pasokan air dan gas selama beberapa hari, karena khawatir akan kerusuhan yang terus berlanjut serta badai tropis yang akan datang.
Beberapa penduduk sebelumnya dikabarkan harus melakukan perjalanan bermil-mil agar dapat mengisi air di ember-ember dan botolnya untuk bisa dibawa pulang.
"Saya tinggal di Fort National, karena ada blokade di negara ini, kami datang ke sini (Port-au-Prince) untuk membeli air. Jika bukan karena tempat-tempat ini, kami akan mati kehausan," ujar Jean-Denis salah satu penduduk Fort National.
Kerusuhan terbaru di negara itu terjadi ketika inflasi melonjak ke level tertinggi dalam satu dekade terakhir, maraknya kekerasan geng yang juga terjadi telah menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan orang Haiti mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kini menemukan air jernih turut menjadi masalah baru yang menyengsarakan bagi penduduk Haiti. Mereka mencari air di mana-mana dan kadang tidak dapat menemukannya. Penduduk setempat kerap kali terpaksa menggunakan Clorox ke dalam air kotor untuk dapat meminumnya.