Para petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengaku siap memasok bahan pangan lokal untuk mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2025.
- Jangan Resah, PPPK Paruh Waktu Tetap Dapat Hak dan Gaji Sesuai Ketentuan
- Ruas Jalan Nasional Rusak Parah, GAMMA Sentil BPJN Banten
- PIK 2 Tegas Bantah Bangun Pagar Bambu 30 km di Pesisir Tangerang
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Banten, Kamis (12/12/2024).
Deni Iskandar menyebut produksi bahan pangan hasil pertanian di Kabupaten Lebak melimpah mulai beras, hortikultura jenis aneka sayuran, buah-buahan, dan palawija, seperti jagung, kacang-kacangan, dan ubi.
"Kami bisa memenuhi ketersediaan pangan lokal untuk program MBG dan tidak perlu mendatangkan dari luar daerah," kata Deni Iskandar.
Selain itu, kata Deni Iskandar, hasil peternakan unggas dan perikanan tangkap serta budidaya.
Menurut Deni Iskandar, program MBG dipastikan dapat membantu perekonomian petani karena mereka bisa memasok bahan pangan lokal untuk program tersebut.
"Perputaran uang di tingkat pedesaan bisa miliaran rupiah per bulan karena masyarakat pedesaan kebanyakan bekerja sebagai petani," jelasnya.
Oleh karena itu, dengan menggunakan bahan pangan lokal untuk program MBG, dipastikan kehidupan petani sejahtera dan bisa membuka lapangan pekerjaan.
"Kami meyakini program MBG membeli bahan-bahan pangan lokal sesuai arahan pemerintah," ungkap Deni Iskandar.
Deni Iskandar menyebutkan, bahwa kelompok tani dan petani di Kabupaten Lebak menyambut positif program MBG, karena secara langsung produksi pertanian akan ditampung oleh pengusaha/katering untuk makan gratis siswa sekolah.
Sementara itu, kata Deni Iskandar, jumlah siswa yang menjadi sasaran program MBG di daerah itu, 15.117 anak, terdiri atas 7.480 siswa SD, 2.901 siswa SMP, dan 1.625 siswa SMA, dengan perhitungan harga setiap menu MBG Rp15.000.
"Jadi, untuk semua siswa, total biaya makan gratis setiap hari akan menghabiskan anggaran Rp226,76 juta dengan 15.117 siswa itu," bebernya.
Menurut Deni Iskandar, jika program ini berjalan selama setahun maka total anggaran yang dibutuhkan Rp82,67 miliar untuk membeli bahan pangan lokal itu.
"Pendapatan Rp82,67 miliar per tahun tak terbayangkan bisa berputar perekonomian di masyarakat pedesaan yang kebanyakan petani," ujar Deni Iskandar.
Oleh karena itu, dengan adanya program MBG dipastikan menguntungkan petani, karena mata rantai penjualan panenan tidak melalui tengkulak atau pengepul.
"Begitu juga pelaku usaha penyedia makan gratis atau katering bisa berkembang, yang pada akhirnya membantu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi pengangguran di daerah tersebut," katanya.
Deni Iskandar mengungkapkan, meskipun dana yang dibutuhkan cukup besar, tetapi jika program ini dijalankan dengan baik dan melibatkan banyak pihak, maka bisa memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani dan UMKM
"Kami mendukung program MBG karena secara langsung dapat memotivasi masyarakat pedesaan untuk menggeluti usaha pertanian sehingga dapat menyerap lapangan pekerjaan," pungkasnya. (ant)