Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan limbah medis penanganan Covid-19 di sejumlah daerah meningkat 5-10 kali lipat pada periode Maret-Juli tahun ini.
- Pastikan Fasilitas Naskah Akademi Berkualitas & Regulatif, Kemenkuham Bengkulu Sambangi Pemkab Mukomuko
- Kalau Pemerintah Cerdas, Mestinya Tunjangan PNS Buat Nyicil Utang
- Pembangunan Gedung di RSUD M Yunus Senilai Rp 30 Miliar, Diduga Tanpa Papan Merek Pengerjaan Rawan Tak Tuntas
Baca Juga
"Jadi kelihatannya ada korelasinya (peningkatan kasus dengan melonjaknya limbah), tapi mungkin harus dilihat kembali," jelas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Rabu (28/7).
Total limbah medis yang berhasil didata pemerintah hingga 27 Juli, kata Menteri Nurbaya, mencapai 18.460 ton.
Limbah medis menurut dia terdiri dari infus bekas, masker, botol vaksin, jarum suntik, face shield, perban, APD, sarung tangan, alat PCR antigen dan alkohol pembersih swab.
"Semua itu limbah medis beracun dan berbahaya," kata dia. Sehingga, Asosiasi Rumah Sakit menurut Menteri Nurbaya harus melakukan pemusnahan limbah hingga 383 ton per hari.
Oleh sebab itu Presiden Jokowi, menurut Menteri Siti Nurbaya, meminta agar penanganan limbah medis diintensifkan dengan penyiapan dana Rp1,3 triliun untuk membangun fasilitas pemusnahan limbah medis.
- Kemenkumham Bengkulu Rayakan Semangat Hardiknas
- 26 CASN Kemenkumham Bengkulu Adu Kemampuan Ditahapan Kesamaptaan
- Alumni Akpol 94 Motori Serbuan Vaksinasi Massal