Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) membahas isu tingginya harga tiket pesawat di Indonesia.
- Job Fair Tahunan Oleh Kemnaker : Peluang Bagi Pencari Kerja
- Walikota Semarang Borong Produk UMKM Warga Kecamatan Gayamsari
- Tanamkan Menabung Sejak Dini, bank bjb Kolaborasi dengan Pemkab Sumedang
Baca Juga
Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) membahas isu tingginya harga tiket pesawat di Indonesia.
Widya Leksmanawati Habibie, Direktur Eksekutif HIPPG, menyampaikan bahwa keluhan masyarakat terkait mahalnya tiket pesawat mendorong diskusi di Jakarta, Jumat (13/9).
Diskusi melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk INACA, Kementerian Perhubungan, maskapai penerbangan, dan Pertamina Patra Niaga. Sekjen INACA, Budi Sutanto, menjelaskan bahwa faktor "mahal" harus dipahami sesuai standar yang berlaku, dengan struktur harga dipengaruhi pajak, pungutan avtur, dan Passanger Service Charge (PSC) yang tinggi.
Selain itu, bea masuk suku cadang pesawat dan kebijakan penerbangan yang belum efisien turut berkontribusi terhadap mahalnya harga tiket. Data dari INACA menunjukkan bahwa pungutan pemerintah mencapai 30 persen dari harga tiket.
HIPPG merekomendasikan perlunya tinjauan kebijakan untuk menekan biaya penerbangan dan mengembangkan rencana jangka panjang untuk industri penerbangan nasional.