Jelang Pilkada Banten, isu dinasti politik kembali muncul dan cenderung menyudutkan Airin Rachmi Diany yang maju sebagai calon Gubernur Banten dengan dukungan Partai Golkar dan PDI Perjuangan.
- Andra Soni dan Ratu Zakiyah Dilaporkan ke Bawaslu karena Dugaan Bersepakat dengan APDESI
- Timses Airin di Pilkada Banten Bukan Kaleng-Kaleng, Mulai Megawati Hingga Ahok
- Pilkada Banten Makin Panas, Beredar Rekaman Suara Diduga Ketua Apdesi Lebak Beri Arahan Dukung Andra-Dimyati
Baca Juga
Memanasnya isu dinasti politik tersebut, akhirnya direspons langsung oleh mantan Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dua periode itu.
Airin Rachmi Diany menegaskan, bahwa kepemimpinan bukan hanya soal keturunan, tetapi juga tentang pengetahuan, kemampuan, dan kemauan keras.
"Kepemimpinan itu bukan hanya keturunan dan kewarisan, tapi bagaimana pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan kerasnya kemauan sama tujuan kita, tekad kita," tegas Airin Rachmi Diany seperti dilansir dari program GASPOL! KOMPAS.com.
Menurut Airin Rachmi Diany, perjalanan politiknya tidak semata-mata berjalan mulus hanya karena latar belakang keluarga.
Pasalnya, kata Airin Rachmi Diany, menjadi pemimpin membutuhkan tekad yang kuat dan kegigihan dalam menghadapi tantangan.
"Kalau saya sudah belum apa-apa sudah nyerah, mungkin saya enggak duduk di sini, enggak jadi bakal calon," ungkap Airin Rachmi Diany.
Tak bisa disampingkan, tudingan bahwa Airin Rachmi Diany merupakan bagian dari dinasti politik di Banten sering kali dikaitkan dengan hubungan keluarganya.
Hal tersebut lantara Airin Rachmi Diany merupakan istri dari Tubagus Chaeri Wardana, atau Wawan, yang merupakan adik kandung Ratu Atut.
Seperti diketahui, bahwa Ratu Atut Chosiah adalah mantan Gubernur Banten yang memimpin selama dua periode (2007–2014) sebelum tersandung kasus korupsi.
Sementara itu, Wawan dan Ratu Atut merupakan anak putra dari sang jawara Banten bernama Chasan Sochib.
Nama Chasan Sochib sudah bersinar dari zaman Orde Baru. Sebab, sejak 1967, Chasan Sochib sudah menjadi penyuplai kebutuhan logistik tentara Divisi Siliwangi.
Selain itu, Chasan Sochib juga ditetapkan sebagai pemimpin tak formal yang berafiliasi dengan Golkar.
Tak hanya isu dinasti politik saja yang menimpa Airin, rintangan lainnya pun sempat mengadangnya, karena ada orang yang memintanya agar tidak maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten 2024.
Orang tersebut menyatakan agar sebaiknya politikus Partai Golkar itu tidak mencalonkan diri dalam kontestasi politik demi kepentingan yang lebih besar.
"Ada permintaan untuk 'kalau bisa enggak maju ya'," ungkap Airin Rachmi Diany.
"Kepentingan nasional katanya, untuk kepentingan nasional yang lebih luas," sambungnya.
Namun, Airin Rachmi Diany tidak mengungkapkan orang yang memintanya tidak mencalonkan diri dalam Pilkada Banten.
Airin Rachmi Diany hanya mengatakan, tidak mungkin baginya untuk tiba-tiba berhenti dalam proses pencalonan.
Pasalnya, banyak orang yang sudah terlibat dalam upayanya untuk menjadi calon gubernur.
"Kalau tiba-tiba berhenti, apa yang harus saya sampaikan?" ujar Airin Rachmi Diany.
Seperti diketahui, bahwa Airin Rachmi Diany hampir batal menjadi calon gubernur Banten.
Hal tersebut terjadi karena hampir seluruh partai politik yang bisa mengusung calon mendukung pasangan Andra Soni dan Achmad Dimyati Natakusumah, termasuk partai politik Airin yaitu Golkar.
Akan tetapi, setelah ada putusan Mahkamah Kontitusi yang memperkecil ambang batas pencalonan dalam Pilkada, Airin bisa mencalonkan diri dengan dukungan dari PDIP dan Partai Golkar yang belakangan berbalik arah untuk mendukung Airin. (ant)