Didesak Akhiri Serangan Ke Gaza, Netanyahu Minta Waktu Dua Hingga Tiga Hari

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan waktu dua hingga tiga hari sebelum mengakhiri operasi militernya di Jalur Gaza.


Pesan tersebut disampaikan seorang sumber kepada Anadolu Agency, yang enggan disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk memberikan pernyataan kepada media.

Sumber tersebut mengatakan, permintaan Israel muncul setelah AS pada Minggu (16/5) meminta Netanyahu untuk mengakhiri agresi ke wilayah yang diblokade di Palestina.

Sementara itu, koresponden politik dari media lokal Israel Walla, Barak Rafid mengatakan kepada CNN, tentara Israel membutuhkan 24-48 jam untuk menyelesaikan operasi di Gaza.

"Pesan dari pemerintahan (Presiden AS) Joe Biden kepada Israel adalah bahwa waktu untuk operasi sudah hampir habis," kata Rafid, dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (19/5).

Menyusul percakapan via telepon antara Biden dan Netanyahu pada Senin (17/5) malam, Gedung Putih menyatakan dukungan gencatan senjata dan membahas keterlibatan AS dengan Mesir serta mitra lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.

Selama sambungan telepon, Biden menegaskan kembali dukungannya untuk hak Israel mempertahankan diri dari serangan roket tanpa pandang bulu.

Namun, sumber yang mengetahui detil pembicaraan gencatan senjata mengungkapkan, Netanyahu menolak untuk membuat komitmen apa pun sebagai imbalan atas gencatan senjata.

Kantor Penyiaran Publik Israel (IPBC), mengutip sumber-sumber Israel yang mengetahui pembicaraan gencatan senjata mengatakan, ada tanda-tanda optimisme mengenai kemungkinan mengakhiri operasi militer di Jalur Gaza.

Kantor Netanyahu membantah rumor tersebut, kata IPBC, sementara Menteri Energi Israel Yuval Steinitz mengatakan kepada saluran tersebut bahwa dia mengesampingkan kemungkinan mengakhiri operasi militer di Jalur Gaza dalam beberapa hari mendatang.