Perekonomian Indonesia diprediksi tumbuh di atas 5% pada Triwulan IV-2021 sehingga secara tahun penuh, pertumbuhan ekonomi 2021 akan berkisar 3,7% sampai dengan 4.0%. Pada tahun depan, ekonomi ditargetkan tumbuh 5,2%.
- Brigjen Endar Priantoro Resmi Dilantik Menjadi Kapolda Kalimantan Timur
- Dikabarkan Bakal Dilelang, TNI AD Kibarkan Bendera Merah Putih di Kepulauan Widi
- Kepala Daerah Diminta Mendagri Percepat Pencairan THR dan Gaji ke-13
Baca Juga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 5,2%itu sejalan dengan proyeksi dari sejumlah lembaga internasional seperti IMF (5,9%), OECD (5,2%), dan World Bank (5,2%).
“Proyeksi itu akan bisa dicapai dengan catatan kondisi kesehatan stabil, dan nilai ekspor naiknya besar karena harga komoditas sedang tinggi. Tapi momentum ini harus dilihat dalam 6 bulan pertama dulu untuk bisa memutuskan kebijakan selanjutnya,” kata Airlangga di acara Indonesia Business Forum TV One, Selasa malam (29/12).
Airlangga menambahkan, pertumbuhan ekonomi tahun depan tetap akan bergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi yang didukung kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, menjalankan vaksinasi, dan membatasi kerumunan.
“Yang tak kalah penting, respon kebijakan ekonomi yang tepat dari sisi fiskal dan moneter serta penciptaan lapangan kerja dan kesiapan bertransformasi,” ujar dia.
Airlangga juga membeberkan empat mesin ekonomi yang akan menggerakkan ekonomi pada tahun depan.
“Kalau dari APBN capaiannya maksimal, kemudian dari segi investasi sudah memenuhi target, juga dari konsumen dan sektor industri yang pulih, maka empat engine ini yang membuat ekonomi kita bergerak,” ujar dia.
Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan, engine yang juga penting adalah digitalisasi yang valuasinya terus meningkat.
“Pada 2020 valuasinya mencapai US$40 miliar, pada 2021 meningkat ke US$70 miliar, dan di 2025 akan naik lagi ke US$130 miliar. Transformasi digital harus didorong karena ini dijalankan oleh anak-anak muda kita yang menjadi backbone perekonomian ke depan,” ujar Menko Airlangga.
Di sisi lain, sejumlah risiko tetap harus diwaspadai agar tidak mengganggu momentum pemulihan ekonomi ke depan. Risiko tersebut diantaranya kenaikan harga energi dan inflasi, disrupsi, krisis Evergrande di Tiongkok, dan normalisasi kebijakan moneter negara maju.
Belajar dari pengalaman melewati tantangan berat di tahun 2021, Airlangga optimis, ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun depan.
“Tahun 2021 adalah tahun yang berat, tetapi solusinya adalah inovasi dan optimisme. Jadi, bekal untuk 2022 adalah teruslah berinovasi, optimis, jadi kita akan maju. Jangan lupa prokes menjadi kunci, juga lakukan booster vaksin,” tutup Menko Airlangga.