Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) meminta masyarakat mewaspadai modus penipuan iklan lowongan kerja (loker) yang belakangan banyak memanfaatkan media sosial (medsos).
- Sengketa Pilkada Serang 2024, Andika Hazrumy Pasrah Hasil Putusan Sela MK
- RSUD Cilograng Segera Beroperasi, Bikin Warga Lebak Semringah
- Menteri Dalam Negeri Blak-blakan, Pelantikan Kepala Daerah 6 Februari 2025 Dibatalkan
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani di Yogyakarta, Senin (9/12/2024).
Christina menyebutkan, laporan kasus penipuan tersebut antara lain pernah didapatkan berdasarkan iklan lowongan kerja yang disebarkan lewat WhatsApp dan Telegram.
"Banyak sekali anak-anak muda, terutama yang tergiur lihat iklan bekerja di Thailand, bekerja di mana-mana, gajinya besar dan lain-lain," kata Christina.
Christina mengatakan, bahwa para korban ditawari menjadi operator hingga admin di Thailand dengan gaji yang menggiurkan.
"Informasi itu masif ya, lewat gadget kita, lewat handphone, kadang-kadang terjadi iklan-iklan bekerja sebagai operator, bekerja sebagai admin di Thailand," kata Christina.
"Gajinya berapa ribu dolar, 1.000 (dolar) kek, 2.000 kek, dan lain-lain. Tentu, kita tertarik dong. Bekerja sebagai admin bisa dapat 1.000 dolar, bisa dapat 2.000 dolar," sambungnya.
Menurut Christina, saat tiba di Thailand, para pelamar tersebut ternyata dipekerjakan menjadi operator judi online atau online scammer yang merupakan tren baru dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Jadi kerjanya menipu orang misalnya yang perempuan pura-pura jadi laki-laki, lalu menghubungi (korban) lewat WhatsApp. Nanti ada database dikasih untuk melakukan penipuan investasi, dan lain-lain," jelas Christina.
Christina menjelaskan, para pelamar kerja yang tertipu tersebut lantaran tidak cermat mencerna iklan lowongan kerja di medsos, terlebih prosesnya cepat dan mudah.
"Interview lewat Zoom, lalu dibikinin paspor dan lain-lain, berangkat," ungkapnya.
Merespons kasus serupa agar tak terulang, Christina pun meminta masyarakat memverifikasi iklan lowongan kerja yang dijumpai di medsos dengan menanyakan langsung ke Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di wilayah masing-masing.
Christina memastikan petugas di BP3MI mampu melacak dari mana iklan lowongan kerja itu berasal.
"Kita agar selalu cek, verifikasi. Sekarang kan era digital enggak susah untuk verifikasi informasi kan," pungkasnya. (ant)