Banjir Rendam 252 Hektare Tanaman Padi di Lebak Banten, Petani Gagal Panen dan Rugi Ratusan Juta

Ilustrasi - Ratusan hektare sawah terendam banjir di Desa Cigubugan, Lebak, Banten, Kamis (2/5/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.
Ilustrasi - Ratusan hektare sawah terendam banjir di Desa Cigubugan, Lebak, Banten, Kamis (2/5/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.

Petani di Kabupaten Lebak, Banten terancam puso atau gagal panen akibat 252 hektare tanaman padi terendam banjir di daerah tersebut.


Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Banten, Senin (9/12/2024).

Deni Iskandar menyebutkan, bahwa kebanyakan tanaman padi yang terancam gagal panen itu, karena terendam air lebih dari tiga hari dan dipastikan batang tanaman padi mati.

Menurut Deni Iskandar, tanaman padi itu berusia antara 7 sampai 40 hari setelah tanam (HST), sehingga dipastikan petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah dengan biaya produksi Rp10 juta per hektare.

"Tanaman padi yang terendam banjir tersebut, atas laporan koordinator wilayah (korwil) dan petugas penyuluh lapangan (PPL) di tingkat kecamatan," kata Deni Iskandar.

Alumnus Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta itu mengungkapkan, bahwa pemerintah Kabupaten Lebak memastikan areal tanaman padi yang terdampak banjir hingga mengakibatkan puso kemungkinan mendapatkan bantuan dari anggaran belanja tidak terduga (BTT) juga diajukan ke Kementerian Pertanian.

"Kita akan menyalurkan bantuan benih padi jika areal tanaman padi yang gagal panen agar petani bisa kembali melakukan gerakan percepatan tanam," jelasnya.

Sementara itu, kata Deni Iskandar, jika petani itu masuk dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) maka akan segera dicairkan dana asuransi tersebut.

"Kami minta petani bersabar atas musibah bencana alam itu dan diharapkan bisa kembali tanam sehingga mendukung program swasembada pangan," kata Deni Iskandar.

Deni Iskandar menjelaskan, bahwa areal tanaman padi di Kabupaten Lebak terdampak banjir itu akibat cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Cuaca ekstrem itu terjadi Senin (2/12) sampai Jumat (6/12) di wilayah Lebak selatan meliputi Kecamatan Banjarsari, Malingping, Wanasalam, Gunungkencana , Panggarangan, Bayah, Cijaku, dan Cigemblong.

Selain itu, wilayah Lebak utara dan tengah, meliputi Kecamatan Cibadak, Kalanganyar, Cileles, Rangkasbitung, Sajira, Maja, Curugbitung, dan Cipanas.

"Banjir yang menimpa tanaman padi karena curah hujan tinggi sejak sepekan terakhir itu," pungkasnya. (ant)