Anggota DPRD Kabupaten Lebak Banten buka-bukaan soal Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 dipastikan fokus untuk mengatasi kasus gizi dan stunting.
- Daftar 48 Menteri Kabinet Merah Putih dan 5 Pejabat yang Dilantik Presiden Prabowo Subianto
- Terbongkar, Caleg Terpilih PDIP Diminta Mundur Mau Digantikan Oleh Cucu Bung Karno
- Juwita Wulandari Perempuan Pertama Jadi Ketua DPRD Lebak
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan politikus PPP Kabupaten Lebak Regen Abdul Aris di Lebak, Banten, Minggu (20/10/2024).
"Kami optimistis program Makan Sehat Gratis (MSG) yang digulirkan Prabowo-Gibran dapat mengatasi kasus gizi dan prevalensi stunting untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045," kata Regen Abdul Aris.
Menurut Regen Abdul Aris, untuk mencapai Generasi Emas 2045 itu tentunya program MSG dapat memenuhi ketersediaan konsumsi pangan yang bergizi, vitamin, dan menyehatkan.
Regen Abdul Aris mengatakan, dengan adanya program MSG tersebut, diharapkan ke depannya tidak ada lagi anak-anak yang mengalami kasus gizi buruk dan stunting.
Seperti diketahui, Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran yang baru dilantik itu, di antaranya memiliki komitmen menggulirkan program MSG agar Indonesia "Zero New Stunting" atau tidak ada lagi kasus baru stunting.
Meski penanganan angka stunting itu dari tahun ke tahun berhasil menurunkan prevalensi stunting secara garis besar, namun pada 2024 angkanya turun hanya satu persen sehingga menjadikan tugas pekerjaan rumah yang besar.
Oleh karena itu, kata Regen Abdul Aris, program MSG merupakan perbaikan gizi dan berperan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul.
"Jika anak-anak Indonesia itu terbebas dari kasus gizi maupun stunting, dipastikan mampu bersaing di era globalisasi dan Indonesia makin maju," jelas Regen Abdul Aris.
Regen Abdul Aris mengungkapkan, selama ini Provinsi Banten termasuk Kabupaten Lebak merupakan daerah lokus penanganan stunting.
Sementara itu, penyebab stunting itu disebabkan berbagai faktor, antara lain kemiskinan, pendidikan, pengangguran, namun yang jelas akibat kurang asupan gizi.
Adanya program MSG juga mendorong pemanfaatan dan produksi pangan lokal dari hasil komoditas pertanian sehingga mampu menggerakan ekonomi perdesaan.
"Kami tidak bisa membayangkan jika program MSG itu digulirkan, selain mampu mengatasi prevalensi stunting dan gizi juga dapat meningkatkan perekonomian lokal," jelas legislator Lebak itu.
Berdasarkan laporan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), target prevalensi stunting adalah 14 persen pada 2024.
Namun progres penurunan belakangan ini kurang signifikan, bahkan berjalan di tempat, sebab pada 2022, prevalensi stunting berkisar 21,5 persen.
Pemerintah menggelontorkan dana penanganan stunting Rp46 triliun, namun prevalensi stunting pada 2023 hanya menurun 0,1 persen menjadi 21,4 persen, masih sangat jauh dari target 14 persen.
"Kami berharap Prabowo-Gibran mampu mengatasi prevalensi stunting itu melalui MSG, sehingga tidak ada lagi kasus baru tengkes untuk Generasi Emas 2045," imbuhnya. (ant)