Tugu Hitam Bersejarah Dari Desa Tanjung Alam Kepahiang

RMOLBengkulu. Bertempat di perbatasan lintas Kepahiang-Curup, tepatnya di Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang terdapat tugu hitam yang berdiri tegap dengan membawa senjata berupa bambu runcing menyerupai seorang tentara.


RMOLBengkulu. Bertempat  di perbatasan lintas Kepahiang-Curup, tepatnya di Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang terdapat tugu hitam yang berdiri tegap dengan membawa senjata berupa bambu runcing menyerupai seorang tentara.

Tugu tersebut dikenal dengan  tugu pasukan gerilya atau lebih sering dikenal dengan sebutan tugu tentara hitam.

Disampaikan oleh Kepala Desa Tanjung Alam, Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, Ferry Marzoni, bahwa tugu tersebut adalah sebagai bentuk untuk  mengenang jasa para pejuang dalam merebut Kemerdekaan Republik Indonesia yang saat itu dimasuki oleh tentara belanda.

"Tugu tentara hitam itu dibangun pada tahun 1993, hingga saat ini masih tetap terjaga dan tugu ini merupakan satu-satunya tugu  perjuangan yang ada Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang". kata Ferry.

lanjut Kepala Desa, Pasukan Gerilya yang saat itu di pimpin oleh Dja'far Sidik atau yang dikenal dengan tentara hitam tersebut ditemani oleh warga tanjung alam yang juga  bergabung menjadi pasukan gerilya diantaranya, jenderang, gegap dan karim.

"Dua diantaranya adalah warga asli tanjung alam yang pada saat itu ikut menjadi pasukan gerilya dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tentara Belanda," sambung Ferry.

Selain tugu gerilya atau tentara hitam, Desa Tanjung Alam juga dikenal dengan Desa Republik. Pemberian nama desa Republik pada desa tanjung alam bukan tanpa alasan, pasalnya banyak sekali foto-foto para pejuang yang saat itu pimpin oleh Lettu.Inf. Dja'far Sidik bersama tentara belanda yang di buat pada bulan Desember tahun 1949 yang memiliki 4 talang yang saat itu dibuka oleh perantau asal Bengkulu Selatan sejak tahun 1923.

Adapun 4 talang tersebut yakni, Talang Marap, Talang Napalan, Talang Pagar dan Talang Pak Kesin. Namun pada tahun 1941 ke 4 talang tersebut sepakat bersatu dengan sebutan desa tanjung beringin. kemudian berganti lagi menjadi desa Tanjung Aur dan terakhir menjadi desa tanjung alam.

"Penamaan Desa Republik hanya sebatas sebutan saja, dikarenakan desa ini terdapat tugu perjuangan dan berdasarkan cerita dahulu," kata Ade salah satu warga Desa Tanjung Alam. [ogi]