RMOLBengkulu. Bertempat di perbatasan lintas Kepahiang-Curup, tepatnya di Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang terdapat tugu hitam yang berdiri tegap dengan membawa senjata berupa bambu runcing menyerupai seorang tentara.
- Bengkulu Utara Butuh 110 CPNS, Yakin?
- Tunggakan Miliaran, Pemda Lebong Angsur Bayar Pajak Plat Merah
- Masalah Ijazah, Belasan ASN Bengkulu Utara Tertunda Naik Pangkat
Baca Juga
RMOLBengkulu. Bertempat di perbatasan lintas Kepahiang-Curup, tepatnya di Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang terdapat tugu hitam yang berdiri tegap dengan membawa senjata berupa bambu runcing menyerupai seorang tentara.
Tugu tersebut dikenal dengan tugu pasukan gerilya atau lebih sering dikenal dengan sebutan tugu tentara hitam.
Disampaikan oleh Kepala Desa Tanjung Alam, Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang, Ferry Marzoni, bahwa tugu tersebut adalah sebagai bentuk untuk mengenang jasa para pejuang dalam merebut Kemerdekaan Republik Indonesia yang saat itu dimasuki oleh tentara belanda.
"Tugu tentara hitam itu dibangun pada tahun 1993, hingga saat ini masih tetap terjaga dan tugu ini merupakan satu-satunya tugu perjuangan yang ada Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang". kata Ferry.
lanjut Kepala Desa, Pasukan Gerilya yang saat itu di pimpin oleh Dja'far Sidik atau yang dikenal dengan tentara hitam tersebut ditemani oleh warga tanjung alam yang juga bergabung menjadi pasukan gerilya diantaranya, jenderang, gegap dan karim.
"Dua diantaranya adalah warga asli tanjung alam yang pada saat itu ikut menjadi pasukan gerilya dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tentara Belanda," sambung Ferry.
Selain tugu gerilya atau tentara hitam, Desa Tanjung Alam juga dikenal dengan Desa Republik. Pemberian nama desa Republik pada desa tanjung alam bukan tanpa alasan, pasalnya banyak sekali foto-foto para pejuang yang saat itu pimpin oleh Lettu.Inf. Dja'far Sidik bersama tentara belanda yang di buat pada bulan Desember tahun 1949 yang memiliki 4 talang yang saat itu dibuka oleh perantau asal Bengkulu Selatan sejak tahun 1923.
Adapun 4 talang tersebut yakni, Talang Marap, Talang Napalan, Talang Pagar dan Talang Pak Kesin. Namun pada tahun 1941 ke 4 talang tersebut sepakat bersatu dengan sebutan desa tanjung beringin. kemudian berganti lagi menjadi desa Tanjung Aur dan terakhir menjadi desa tanjung alam.
"Penamaan Desa Republik hanya sebatas sebutan saja, dikarenakan desa ini terdapat tugu perjuangan dan berdasarkan cerita dahulu," kata Ade salah satu warga Desa Tanjung Alam. [ogi]
- Soal Jalan Lintas Tengah, Mian Akan Surati Rohidin
- Masyarakat Soroti Proyek DD Tanpa Plang Nama Di Kecamatan Kaur Utara
- Pengembangan Wisata Air Putih Kuras Miliaran Rupiah