Trauma Healing Anak Korban Pedofilia, RSUD Siapkan Psikolog dan Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal

Foto/Repro
Foto/Repro

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong melalui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lebong menggelar sosialisasi tentang Pelecehan Seksual pada anak dan remaja di ruang Administrasi Center RSUD Lebong, Rabu (20/9) sekitar pukul 09.00 WIB.


Acara dibuka langsung Plt Direktur RSUD Lebong, dr Denny Christian Lukas dengan menghadirkan  dr.rahmawati M.ked.For,Sp.FM selaku Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal, dan Nelly T, M. Psi selaku Psikolog.

Plt Direktur RSUD Lebong, dr Denny Christian Lukas mengungkapkan, maraknya kasus pencabulan anak dibawah umur menjadi atensi serius pihaknya. Untuk itu, ahli psikologi dari RSUD terus melakukan pendampingan untuk trauma healing anak korban pedofilia di Lebong.

"RSUD Lebong sudah ada 1 orang psikolog klinis yang siap membantu, memfasilitasi pasien-pasien, atau keluarga dari korban kekerasan/pelecehan seksual," ucapnya.

Selain itu, guna membantu dalam trauma healing, RSUD memiliki 1 orang dokter spesialis forensik dan medikolegal, yang siap membantu aparat penegak hukum dalam hal bukti kekerasan seksual, yakni membantu pembuatan ViSum et repertum (VER).

"Selama tahun 2023, RSUD Lebong bersama Dinas Sosial, serta DP3AP3KB Lebong turut serta dalam membantu trauma healing dan pendampingan sampai tuntas, pasien-pasien yang mengalami kekerasan seksual. Tujuan akhirnya adalah pemulihan kondisi psikologis korban," bebernya.

Lanjut dia menjelaskan, dalam kasus pelecehan seksual, psikolog memiliki peran preventif seperti memberikan pelatihan yang mengedukasi masyarakat mengenai pelecehan seksual sehingga dapat menjadi salah satu cara untuk meyakinkan korban untuk berani melapor tindakan pelecehan seksual yang terjadi pada mereka.

"Proses pemulihan begitu kompleks, membutuhkan waktu, dan proses yang panjang dan mungkin bisa sepanjang kehidupan. Maka, tujuan layanan pendampingan adalah membantu korban kembali beraktivitas normal dan mampu mengelola diri secara mandiri," demikian dr Denny.