Serangan udara kembali dilancarkan militer Myanmar yang menargetkan kelompok pemberontak di sebuah tambang dekat perbatasan Thailand.
- Pantai Pangandaran Minta Korban, Wisatawan Hilang Terseret Ombak
- Bupati Maesyal Turun Tangan Terkait Bocah Tujuh Tahun Dikurung di Rumah Kosong
- Warga Harap Waspada Dukun Palsu dan Dukun Cabul, Polres Serang Bongkar Modusnya
Baca Juga
Bentrok antara militer dengan pemberontak dari Persatuan Nasional Karen (KNU) pada Selasa (15/11) berakhir dengan serangan udara yang dijatuhkan ke ladang ranjau milik KNU di antimon Thabyu.
Seorang Komandan KNU mengatakan tiga orang telah tewas dalam insiden penyerangan tersebut, sementara empat orang lainnya terluka dan delapan orang dilaporkan menghilang.
Dimuat AFP, berdasarkan laporan penduduk setempat diketahui jika seorang warga negara China menjadi salah satu dari tiga korban yang tewas.
Kehadiran warga China dikonfirmasi oleh pemberontak KNU, di mana tambang Thabyu yang dikelola mereka, memiliki 200 tenaga kerja ilegal asal China.
Diperkuat oleh pandangan dari para pengamat yang menyatakan jika banyak daerah di sepanjang perbatasan timur Myanmar dibanjiri oleh para pekerja asing China, termasuk di kasino, tambang, dan penebangan hutan.
Sementara pemerintah melihat KNU sebagai pengelola ilegal atas tambang milik negara tersebut.
"Kami melihat berita bahwa beberapa orang asing tewas. Jika demikian, mereka hanyalah orang ilegal yang bekerja secara ilegal," ujar juru bicara junta, Zaw Min Tun, seperti dimuat AFP.
Seorang juru bicara pemerintah China dalam jumpa pers rutin pada Rabu (16/11), mengatakan dirinya tidak memiliki informasi tentang laporan serangan di tambang.