Dalam rangka mengurangi biaya produksi petani, Pemkab Lebong tengah merancang program handtractor dan subsidi pupuk gratis. Itu dilakukan sebagai persembahan untuk memperluas program Musim Tanam Kedua (MT2) tahun 2023 ini.
- Pemeran Video 1 Menit 9 Detik Dikenai Sanksi Adat dan Wajib Menjalani 'Punjung Sawo'
- Bupati Ajak Jajarannya Audiensi ke Bappenas RI, Ada 13 OPD Usulkan APBN 2024
- Revisi Perda RTRW Masih Terganjal Peta Dasar
Baca Juga
Kadis Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lebong, Hedi Parindo mengungkapkan, selama ini handtractor yang ada di masyarakat masih disewakan kepada petani. Sehingga jika membutuhkan petani masih harus membayar sewa.
Kondisi itu harus dicarikan jalan keluar agar petani tidak perlu sewa, sehingga maksimal untuk mengarap lahan pertaniannya.
"Tahun ini ada pengadaan handtractor. Makanya, penunjangn (MT2) tahun ini akan difasilitasi pinjam pakai handtraktor," kata Hedi di ruang kerjanya, Kamis (9/2).
Tak hanya itu, Pemkab Lebong akan memberikan bantuan pupuk non subsidi gratis bagi petani sebagai upaya memantapkan, serta meningkatkan ketahanan pangan di wilayah setempat.
"Penunjang lain akan kita kasih pupuk gratis, dan racun pengendalian hama dari Pemkab Lebong," tambahnya.
Dia mengutarakan, tidak seluruh petani mau ikut MT2. Namun, ia mengaku minat petani tiap tahun bertambah dan meluas.
Ia mencontohkan, program MT2 pada tahun 2021 lalu hanya diikuti petani dengan luas 55 hektare di Desa Kota Baru.
Namun, tahun 2022 lalu bertambah menjadi 365 hektare yang diikuti oleh sejumlah desa. Di antaranya, Desa Tabeak Dipoa, Kota Baru, Nangai Tayau, Pagar Agung, Ujung Tanjung III.
Kemudian, Talang Leak II, Tik Teniak, Kelurahan Turan Lalang, Kelurahan Taba Anyar, Kelurahan Tes, hingga Kelurahan Rimbo Pengadang.
Lebih jauh, ia menargetkan tahun 2023 ini kembali bertambah menjadi 1.500 hektare. "Target kita tahun ini satu hamparan luasnya 1 Ha yang berada di Kecamatan Bingin Kuning," ungkapnya.
Di sisi lain, ia mengutarakan, jika produktifitas padi MT1 dan MT2 sama.Kalau dari data BPS, produktifitas rata-rata MT1 dan MT2 mencapai 7,2 sampai 8,5 ton per hektare.
"Beda tipis. Untuk wilayah yang memang lokasi produktifitasnya tinggi itu mulai dari Kecamatan Bingin Kuning sampai Kecamatan Lebong Utara. Kalau wilayah lain kan memang produktifitasnya rendah, jadi wajar kalau tidak sama," demikian Hedi.
- Kunjungan Kemenkumham Bengkulu Di Pemkab RL, Syamsul: Dorong Desa Sadar Hukum & Siap Mensuport WBP Lapas Curup
- Tiga Pejabat Eselon II Berganti, Kadis PUPR Kosong
- Diiming-iming Kompensasi, Sopir Travel: Iya Atau Tidak?