Pilkada Langsung Beri Aspek Positif Ketimbang Tertutup, Ini Penjelasan Mendagri Tito

RMOLBengkulu. Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 yang sempat tertunda akibat pandemi virus corona baru (Covid-19) akhirnya tetap berlangsung mulai 15 Juni kemarin.


RMOLBengkulu. Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 yang sempat tertunda akibat pandemi virus corona baru (Covid-19) akhirnya tetap berlangsung mulai 15 Juni kemarin.

Belakangan, muncul kekhawatiran dari masyarakat terkait penyelenggaran pilkada ini, sehingga muncul usulan agar kepala daerah dipilih kembali oleh DPRD, atau pilkada tertutup.


Dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Nagara Institute dengan tajuk "Mengapa Kita Butuh Kepala Daerah?", Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian memberikan penjelasannya terkait penyelenggaraan pilkada langsung serentak di 270 daerah ini. Advertisement: 0:57 VDO.AI

"Spiritnya sangat baik, pilkada langsung ini sebagai indikator demokrasi, memberikan ruang kepada masyarakat memilih pemimpinnya sendiri secara langsung," ujar Tito Karnavian.


Mantan Kapolri ini menilai, dengan cara pilkada langsung sudah barang tentu kepala daerah yang terpilih memiliki legitimasi yang cukup kuat dalam memimoin daerahnya.


Berbeda halnya, lanjut Tito Karnavian, jika pilkada dilangsungkan secara tertutup, atau diserahkan lagi pemilihannya melalui perwakilan partai politik di DPRD wilayah pemilihan.


"Pemimpin yang terpih diharapkan mendapatkan legitimasi yang kuat, karena dipilih secara langsung. Dan berikutnya membuka calon perseorangan yang di dalam sistem sebelumnya, saat dipilih DPRD, tidak dikenal," ungkapnya.

Oleh karena itu, mantan Kapolda Papua ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpikir positif dalam penyelenggaran Pilkada Serentak 2020 di masa pandemik corona ini. Baca Juga Sampaikan Harapan Jokowi, Tito Karnavian: Beliau Ingin Kembangkan Motaain Jadi Kawasan Kedua Ekonomi Setelah Kupang

"Kita melihat ada aspek positifnya, yaitu lahirnya pemimpin-pemimpin yang kalau melalui sistem pemilihan tertutup di DPRD tidak muncul. Justru yang terjadi adalah kader-kader partai yang kemudian didominasi partai-partai tertentu, dan tdk langsung dipilih rakyat," tutur Tito Karnavian.

"Jadi kita tidak memunculkan pemimpin-pemimpin baru atau memunculkan kepemimpinan baru itu sulit. Maka dengan adanya pemilihan langsung calon perseorang bisa munncul, dan sistem kaderisasi partai yang baik juga bisa memunculkan calon-calon baru, wajah-wajah baru," pungkasnya menambahkan. dilansir RMOL.ID. [ogi]