Pemimpin Ideal Butuh Kesesuaian Citra Dan Kenyataan

RMOLBengkulu. Survei politik hanya berkutat pada citra figur dalam meraih simpati publik. Citra itu yang kemudian jadi penentu tingginya elektabilitas seorang figur dalam politik.


RMOLBengkulu. Survei politik hanya berkutat pada citra figur dalam meraih simpati publik. Citra itu yang kemudian jadi penentu tingginya elektabilitas seorang figur dalam politik.

Hasilnya, realitas politik di tanah air melulu menyoal citra dan persepsi.

Begitu kata Direktur Eksekutif LP3ES Fajar Nursahid saat mengisi diskusi daring bertajuk "Dinamika Baru Elektoral Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, Bagaimana Menurut Riset Big Data?" yang digelar pada Selasa (16/6).

"Politik memanglah citra. Dalam konteks survei politik, popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas juga dapat di re-engineering," kata Fajar Nursahid.

Padahal, lanjut dia, dalam memilih pemimpin, apalagi presiden, sangat diperlukan kapasitas, kapabilitas, dan kecakapan memimpin bukan didasari sekadar citra semata.

"Dalam mencari pemimpin ideal, butuh kesesuaian citra dan kenyataan. Orang baik dan kompeten, harus didorong. Politik etis diperlukan, tidak semata-mata politicking”," tegasnya.

Atas dasar itu, Fajar Nursahid menyayangkan jika survei-survei politik hanya mengedepankan potret dari figur-figur yang dianggap sekadar disukai karena citra yang dimilikinya.

Padahal di satu sisi, kadang kala citra itu harus disesuaikan dengan kenyataan dan integritas yang mesti dimiliki oleh pemimpin.

"Sayangnya opini dan citra bisa dimanipulasi. Siapa ambil panggung, menuai kredit? Naik-turun elektabilitas ditentukan citra dan persepsi," pungkasnya. dilansir RMOL.ID. [ogi]