Harga telur yang masih melonjak tinggi di dalam negeri disebabkan oleh adanya permasalahan stok dan bahan pakan ternak yang mahal.
- Covid-19 Tembus 800 Kasus Sehari, Ini Kata Ketua Satgas IDI Soal Omicron
- Ribuan KTP-El Tercecer, Kemendagri Ceroboh Dan Teledor Fatal
- 2018, Kunjungan Keluarga Napi Korupsi Di Sukamiskin Meningkat 30 Persen
Baca Juga
Begitu yang disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat membuka suara mengenai mahalnya harga telur.
"Ya kan masih stok yang lama, biasanya kan memang perlu proses ya (penurunan). Biasanya 3 minggu sampai 1 bulan," kata Arief pada Selasa (19/3).
Menurut penjelasannya, produk pertanian perlu waktu untuk turun. Meski saat ini harga jagung untuk pakan ternak terpantau telah mengalami tren penurunan.
"Nggak bisa instan hari ini turun (pakan), besok (harga telur) turun. Ada proses, karena perlu proses stok yang lama kan,"sambungnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sebelumnya sempat mengatakan bahwa harga telur dan daging ayam terpantau tinggi, karena peternak masih menggunakan pakan jagung yang mahal atau sekitar Rp 8.000 per kilogram.
"Ayam sama telur yang masih stabil tinggi. Karena ayam dan telur kemarin digemukinnya masih pakai jagung yang Rp8.000 per kg," jelasnya.
Namun kini ia juga menjamin harga telur dan daging ayam akan segera berangsur turun, karena bahan pakan ternak, yaitu jagung sudah masuk musim panen.
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan yang dilansir pada pukul 15.30 WIB, harga telur sendiri masih berada di level Rp31.910 per kilogram. Sementara pekan lalu (12/3) harga telur ayam ras masih di angka Rp13.720 per kg di tingkat eceran.
- Cipayung Plus Siap Lawan Terorisme Dan Radikalisme
- Dorong Perlindungan Kekayaan Intelektual, Kemenkumham Bengkulu Kunjungi Disperindag BU
- Status Gunung Merapi Naik Waspada Level 2