Uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara baru-baru ini merupakan simulasi untuk menyerang Korea Selatan dengan senjata nuklir, setelah Seoul melakukan latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
- Minyak Goreng MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Ini 3 Produsennya
- Jelang Pelantikan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, Pj Gubernur Banten Mendadak Mutasi Kepala OPD
- BMKG Warning Warga Banten, Peringatan Cuaca Buruk di Lima Daerah
Baca Juga
Hal itu diungkap oleh Korea Utara lewat artikel yang diunggah oleh kantor berita resminya, KCNA pada Senin (10/10).
Dalam laporannya, KCNA menyebut Pemimpin Kim Jong Un telah mempersiapkan latihan unit operasi taktis nuklir selama dua pekan terakhir, yang melibatkan rudal balistik dengan hulu ledak nuklir tiruan.
Dikatakan, itu bertujuan untuk menyampaikan pesan kuat terkait pencegahan perang.
"Berbagai tes disimulasikan dengan menargetkan fasilitas komando militer, menyerang pelabuhan utama, dan menetralisir bandara di Selatan," tulis KCNA.
KCNA mengatakan Pyongyang telah memiliki kemampuan tempur yang siap untuk menyerang dan menghancurkan target kapan saja dan dari mana saja.
"Meskipun musuh terus berbicara tentang dialog dan negosiasi, kami tidak memiliki apa pun untuk dibicarakan dan kami tidak merasa perlu melakukannya," lanjut KCNA.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Korea Utara melakukan hal itu sebagai tanggapan atas latihan militer besar-besaran yang dilakukan oleh Korea Selatan dan AS, termasuk dengan mengerahkan kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir.
AS dan Korea Selatan mengadakan latihan maritim bersama yang melibatkan kapal induk AS pada Jumat (7/10), sehari setelah jet tempur Korea Selatan sebagai reaksi atas latihan pengeboman udara Korea Utara.
Terbaru, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik pada Minggu pagi (9/10), menjadikannya peluncuran ketujuh sejak 25 September.