Klaim Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bahwa koalisinya bersama Partai Gerindra tidak rawan bubar dinilai cukup rasional dan menggambarkan situasi saat ini.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpendapat, saat ini situasi masing-masing koalisi belum ada yang kuat. Bagi Dedi, yang terjadi hari ini koalisi sebenarnya untuk saling tarik menarik kekuatan.
"(koalisi) Alat propaganda untuk meningkatkan daya tawar. Tetapi rupanya itu tidak berhasil, karena tiap koalisi yang terbangun tidak dilengkapi tokoh yang cukup kuat untuk diusung," demikian kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa malam (13/12).
Menurut Dedi, PKB Gerindra hanya ada Prabowo, dan Muhaimin belum tentu disetujui diusung sebagai Cawapres oleh Gerindra.
Koalisi yang lain seperti Nasdem, jelas Dedi, hanya ada Anies yang menonjol dengan dinamika kandidat Cawapres, terlebih KIB yang sama sekali tidak memiliki tokoh kecuali Airlangga dan itu diprediksi maksimum hanya kandidat Cawapres.
Dalam pandangan Dedi, kondisi seperti saat ini akan membuat koalisi rawan pecah. Rawan bubarnya koalisi itu, akan terjadi saat PDIP menentukan sikap dan ambil keputusan. Apalagi, PDIP menjadi kunci karena mereka satu-satunya yang miliki akses keterusungan tanpa koalisi.
"Atinya tanpa perlu mencari kandidat Capres-Cawapres PDIP bisa mengikuti kontestasi, di sinilah muara perubahan besar itu bisa terjadi. Partai koalisi yang ada bukan tidak mungkin akan terdorong bergabung dengan koalisi yang ada PDIP nya.