Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi dianggap telah gagal menekan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang mencapai 1.475 jiwa dalam waktu enam bulan. Akibatnya, 10 orang dikabarkan meninggal dunia.
- Jelang Pelantikan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, Pj Gubernur Banten Mendadak Mutasi Kepala OPD
- BMKG Warning Warga Banten, Peringatan Cuaca Buruk di Lima Daerah
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
Baca Juga
Di samping itu, Dinkes Kota Bekasi juga dinilai tidak peka terhadap isu tahunan tersebut. Seban dibandingkan tahun sebelumnya, angka DBD dalam waktu setahun tidak setinggi tahun 2022, yang baru mencapai bulan Juni.
Hal tersebut disampaikan Koordinator Aksi, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Mitra Karya, Erik Julianto saat menggeruduk kantor Dinkes Kota Bekasi untuk meminta pertanggung jawaban atas lonjakan DBD di Kota Bekasi, Kamis (30/6).
"Kami banyak menerima aduan masyarakat dan hasil investigasi, banyak ditemukan masalah di Dinas Kesehatan, diantaranya adalah kasus DBD. Sebab itu, kami mendatangi Dinas Kesehatan untuk bertanggung jawab," kata Erik.
Sementara itu, Ketua Komisariat PMII Universitas Mitra Karya, Rizky Yusa menduga Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati tidak becus dalam bekerja, sehingga kurangnya perhatian kesehatan masyarakat di Kota Bekasi.
"Aksi ini di Gelar oleh Puluhan Mahasiswa dari PMII UMIKA berdasarkan hasil kajian, terkait kasus DBD yang ada di Kota Bekasi, serta menindak lanjuti terkait keresahan masyarakat yang diakibatkan oleh kurangnya perhatian pemerintah Kota Bekasi terhadap Kesehatan yang ada" kata dia.
*Apabila Kasus ini belom bisa teratasi oleh Dinkes Kota Bekasi lebih baik Kepala dinas kesehatan Kota Bekasi mundur dari jabatannya sebagai kepala dinas," imbuhnya.
Adapun tuntutan mahasiswa antara lain meminta Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk dapat bekerja serius sesuai tugas pokok dan fungsinya. Kemudian, meminta Dinas Kesehatan Kota Bekasi Serius menangangi kasus DBD yang melonjak tinggi. Serta meminta Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi mundur dari jabatannya.