Jangan Pernah Berhenti Mencintai Indonesia

Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

“Menurut papa lebih kaya mana bangsa dan negara kita Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara kaya di Timur Tengah seperti Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Bahrain, Oman dan Arab Saudi?” tanyanya.

Sambil menarik nafas saya menjawab dengan lirih dan air mata menggenang di pelupuk mata, “anak-anakku Mika, Keisha dan Nayfa. Sudah tentu bangsa dan negara kita Indonesia jauh lebih kaya dibandingkan seluruh negara-negara kaya manapun di Timur Tengah. Seluruh bangsa dan negara kaya di Timur Tengah dulunya merupakan bangsa dan negara miskin. Mereka baru mulai berubah jadi bangsa dan negara kaya paska perang dunia kedua pada era pertengahan abad 20 sekitar tahun 1960-1970, setelah masuknya aliran modal dan teknologi Barat ke Timur Tengah, kemudian disusul dengan berbagai penemuan serta ekploitasi besar-besaran minyak dan gas bumi di negara-negara Timur Tengah.”

“Coba bayangkan, dahulu bangsa dan negara kita nusantara yang sekarang bernama Indonesia, dijajah oleh Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris dan Jepang, dari tahun 1509 hingga tahun 1945. Seluruh sumber daya alam dan kekayaan bangsa kita yang melimpah, dijarah oleh para penjajah tiada henti dan tiada habisnya.

Bahkan Belanda menjadi sedemikian kayanya selama 350 tahun menjajah dan mengeksploitasi seluruh sumber daya dan kekayaan alam kita, hingga Belanda bisa menguasai perekonomian dunia selama 200 tahun pada abad 16 dan 17. Jangan mau ditipu dan dimanipulasi oleh catatan sejarah bahwa Belanda menjajah bangsa dan negara Kita karena rempah-rempah. Itu hanya kamuflase belaka untuk menutupi penjarahan Belanda atas minyak bumi, emas, besi, tembaga, nikel, batubara dan sedemikian banyak sumber daya alam lainnya, seluruh kekayaan alam kita yang nilainya tidak berhingga”.

“Bahkan hingga sekarang setelah 77 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, atas berkat, rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, semua sumber daya alam dan kekayaan bangsa dan negara kita Indonesia masih belum habis juga. Seperti yang sudah diingatkan oleh bapak pendiri bangsa dan tokoh proklamator kita Presiden Soekarno, sesungguhnya sekarang musuh kita adalah bangsa kita sendiri. Mereka adalah para serigala berbulu domba, kumpulan orang-orang yang rakus dan tamak, mengaku sebagai bangsa Indonesia tapi kerjanya menjarah bangsa dan negaranya untuk kepentingan dirinya, keluarganya dan kelompoknya. Doa dan permintaan saya kepada ketiga anak-anakku dan seluruh keturunanku, sesukses apapun dan dimanapun kalian berada di seluruh belahan dunia, bantu dan majukanlah bangsa dan negara Kita, dan jangan pernah berhenti mencintai Indonesia.”

Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke-77.

Penulis adalah Pendiri Negarawan Indonesia