Kabar duka menyelimuti Tentara Nasional Indonesia (TNI). Salah satu prajurit terbaiknya Pratu Miftahul Arifin gugur tertembak dan jatuh ke jurang sedalam 15 meter akibat diserang Kelompok Separatis Terorisme (KST).
- Tertimbun Material Ampas, Satu Penambang Emas Tradisional Tewas, Dua Selamat
- Keberadaan Warga Kota Baru yang Hilang Masih Misterius, Tim Rescue Gelar Salat Hajat
- Kebakaran Di Kelurahan Pasar Muara Aman Diduga Dari Arus Pendek
Baca Juga
Penembakan dari gerombolan KST ini dilakukan di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan pada Sabtu (15/4) pukul 16.30 WIT.
Anggota Yonif Raider 321/Galuh Taruna (Yonif R 321/GT) yang bertugas melakukan Operasi SAR pilot Susi Air ini hingga sekarang belum dievakuasi.
"Untuk sementara (jenazah) masih berada di lokasi," kata Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen TNI) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Julius Widjojono di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4).
Menurut Julius, evakuasi mengalami kesulitan karena faktor cuaca. Wilayah Nduga memang dikenal dengan cuaca yang ekstrem yang begitu cepat berubah sehingga komunikasi kerap mengalami gangguan karena faktor cuaca hujan dan berkabut.
"Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca. Kondisi pilot juga sudah diketahui areanya. Operasinya sudah semakin mengerucut dan terfokus," jelasnya.
"Jadi cuaca ini sangat tidak menentu di Papua. Kemarin kami mencoba untuk berkomunikasi melalui saluran radio juga masih terhambat," jelas Kapuspen.
- Dampak Hujan Deras Disertai Angin Kencang, BPBD: Banjir, Pohon Tumbang Hingga Jembatan Rusak Berat
- Rem Blong, Mobil Damkar Tabrak Tebing Saat Ngebut Ke Lokasi Kebakaran
- Tenggelamnya KRI Nanggala-402 Bukan Karena Human Eror