Direktur Eksekutif Indonesia Political Power, Ikhwan Arif mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) memiliki basis massa yang kuat. Sehingga, tidak heran jika ada pihak-pihak berusaha mendekati NU menjelang konstelasi Pemilu 2024.
- Masa Jabatan Presiden Berpeluang Selesai Sebelum 2024
- Besok Pelantikan 16 KPU Provinsi
- Ini Hasil Penghitungan Suara Cepat KPU Kota Bengkulu
Baca Juga
"Ini lumrah karena kader-kadernya merupakan sumber daya utama NU terjun ke dalam politik praktis. Jadi, ada benang merah yang memisahkan antara NU dan keterlibatan politisi dalam upaya mengasosiasikan diri dengan NU," kata Ikhwan Arif kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (7/2).
Arif menuturkan, selama ini NU yang sudah berusia satu abad memang menunjukkan netralitas dalam menghadapi konstelasi pemilu. Namun demikian, tidak bisa dipungkiri jika darah NU juga mengalir di beberapa organisasi politik atau partai politik.
"Apalagi di tahun politik, meskipun NU secara terang-terangan netral dan tidak terlibat dalam politik praktis, justru politisi sendiri yang akan mendekatkan diri," sambungnya.
Menurutnya, NU harus bisa menempatkan diri dalam menghadapi Pemilu 2024. Karena dengan besarnya organisasi NU secara kuantitas, bisa dimobilisasi secara tersembunyi oleh politisi untuk mendulang suara.
"Inilah yang merupakan faktor utama NU, selalu menjadi incaran organisasi politik seperti partai politik dalam merebut suara organisasi Islam terbesar di Indonesia ini," pungkasnya.
- Dewan Dorong Pemkab Percepatan Program Vaksinasi
- Warga Asing Yang Pernah Berkunjung ke India Dilarang Masuk Indonesia
- Airlangga Hartarto: Semoga Kesejahteraan Selalu Hadir Untuk Para Pekerja