Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pasien tergeletak dengan mengenakan infus dan alat bantu pernapasan di bibir trotoar depan tenda BNPB di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi, beredar di kalangan wartawan.
- Sampaikan LKPJ Tahun 2022, Gubernur Rohidin Sebut Pendapatan Daerah Terealisasi Diatas Target
- Peringati HBP Ke-60, Kemenkumham Bengkulu Gelar Perlombaan MTQ & Dakwa Bagi WBP
- Empat Kapolres Dan Tiga PJU Polda Bengkulu Dilantik
Baca Juga
Bahkan, dalam video tersebut juga terlihat seorang wanita berkerudung yang tergeletak di atas mobil pick up terbuka sedang mendapatkan pemeriksaan dari petugas kesehatan.
Direktur Utama RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi Kusnanto, membenarkan dan menyebut hal tersebut karena tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BoR) di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi, sudah penuh.
Kusnanto menerangkan, kejadian di dalam video tersebut tepatnya berada di depan tenda skrining atau ruang triase yang berfungsi untuk mengidentifikasi pasien Covid-19 yang disediakan RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi.
"Sebenarnya di tenda (triase) ini kita sediakan awalnya 30 bed, tapi kan kita enggak bisa menolak orang datang, pada akhirnya mereka cukup di tata laksana dengan kursi roda dan sekarang sudah mencapai 40 pasien nih menunggu di ruang triase," ujar Kusnanto kepada wartawan, Jumat (25/6).
Kusnanto menerangkan, seharusnya skrining pasien Covid-19 dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Hanya saja katanya, kini IGD RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi sudah dijadikan ruang perawatan karena lonjakan pasien positif.
"Pasien Covid tentunya kan sudah luar biasa yah. Dari 265 (tempat tidur pasien Covid-19 di RSUD Bekasi), kita tambah lagi 100 ya sekarang. Tapi masih belum cukup," ungkapnya.
Namun begitu, Kusnanto memastikan masyarakat yang datang ke RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi tetap mendapatkan pelayanan dengan sebagaimana mestinya.
Sementara terkait dengan proses setelah skrining selesai, yaitu perawatan pasien, RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi akan berkoordinasi dengan RS lain di Kota Bekasi maupun di luar Kota Bekasi, untuk bisa dilakukan rujukan.
"Kita koordinasi terus dengan rumah sakit rumah sakit rujukan yang lainnya. Rumah sakit swasta, rumah sakit tipe D, supaya pasien di rujuk ke mereka, setelah sudah ada hasil PCR-nya," terang Kusnanto.
"Kalau di sini full, berarti akan dialihkan ke RS rujukan Covid lainnya," tandasnya diberitakan Kantor Berita Politik RMOL.
- Gunung Anak Krakatau Meletus 56 Kali Hari Ini, Status "Waspada" Sudah Sejak 2012
- Bawaslu Ikuti Kebijakan Jokowi Soal Larangan Bukber
- Hari Terakhir SKD CPNS Kemenkumham, Santoso: Pelayanan Tetap Dikedepankan dan Laporkan Jika Ada Pungli