PLTU Berjarak 1 Kilometer, Warga Teluk Sepang Minta Tidak Diusik

Warga Teluk Sepang Kota Bengkulu meiminta pemerintah tidak mengusik keberadaan mereka dengan adanya rencana pembangunan Pembangkit LIstrik Tenaga Uap (PLTU) yang direncanakan akan dibangun pada awal 2017 mendatang dengan kapasitas 2 kali 100 Megawatt.


Warga Teluk Sepang Kota Bengkulu meiminta pemerintah tidak mengusik keberadaan mereka dengan adanya rencana pembangunan Pembangkit LIstrik Tenaga Uap (PLTU) yang direncanakan akan dibangun pada awal 2017 mendatang dengan kapasitas 2 kali 100 Megawatt.

Dalam pertemuan yang dilakukan pihak Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu dengan perwakilan warga Teluk Sepang Kota Bengkulu, ketua RW 02 Teluk Sepang Luvi Antoni mengatakan, keberadaan warga saat ini sudah sejahtera, aman dan nyaman sejak dilakukan pemindahan oleh pemerintah pada tahun 1987 lalu dari daerah Pasar Bengkulu. Namun menurutnya, kenapa saat ini pemerintah kembali mengusik keberadaannya dengan pembangunan PLTU yang direncanakan akan dibangun pada tahun depan.

"Kami sejahtera, aman, dan nyaman namun kenapa sekarang di usik lagi dengan adanya rencana pembangunan PLTU dan kenapa harus di Teluk Sepang pak?" kata Luvi Antoni.

Menurutnya, berdasarkan kajian di Provinsi Bengkulu ini terdapat 6 lokasi panas bumi yang dapat dipanen, yang mana panen panas bumi tersebut ada di 3 wilayah yaitu, Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong dan Lebong dengan menghasilkan listrik sekitar 300 Megawatt. Maka Provinsi Bengkulu cukup dengan melakukan penggunaan panas bumi sebagai sumber listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik.

"Dari panas bumi saja sudah dapat menghasilkan 300 Megawatt listrik, kenapa harus pakai batu bara kalau panas bumi saja bisa mecukupi dan memenuhi kebutuhan listrik Bengkulu," tegasnya.

Sementara itu, menurutnya rencana pembangunan PLTU di kawasan Pulau Baai Kota Bengkulu tersebut, belum adanya sosialisasi dari pemerintah maupun pihak perusaahan tenaga listrik kepada masyarakat, jadi bagaiman masyarakat mau mendukung pemerintah kalau tidak diberi pengertian dan pemahaman. Karena yang masyarakat tahu keberadaan PLTU mengancam keberlangsungan kehidupan anak cucu dimasa mendatang penyakit yang akan ditimbulkan oleh PLTU.

Dampak buruk yang akan ditimbulkan dari pembangunan PLTU, menjadi salah satu alsan warga melakukan penolakan. Karena PLTU yang akan dibangun hanya berjarak 1 kilometer dari pemukiman warga. Dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai penyakit terutama penyakit pernapasan seperti isfa, yang merupakan dampak dari polusi udara yang dikeluarkan dari pembakaran batu bara.

"Katanya jarak pembangunan PLTU dari pemukiman warga berjarak 4 kilometer, coba dicek lagi itu hanya 1 kilometer saja, untuk itu kami minta pemerintah turun dan lihat langsung ke lapangan, apa yang akan terjadi baila PLTU jadi dibangun penyakit yang sudah didepan mata menanti kami," ujarnya. [Y21]