Kinerja keuangan restoran cepat saji terbesar, McDonald's, terpantau mengalami penurunan, setelah gelombang boikot dihadapi perusahaan itu, menyusul dugaan dukungan untuk Israel.
- Sesumatera, Kanwil Kemenkumham Bengkulu Gelar Sosialisasi Konversi Penilaian Kinerja Bagi Jabatan Fungsional
- Rohidin: Berikan Pemahaman Tentang Dunia Digital Kepada Generasi Muda
- Kemenkumham Bengkulu Tandatangani PKS Dengan FH Unib
Baca Juga
Menurut laporan Forbes yang dikutip Selasa (6/2), pendapatan McDonald's pada kuartal keempat sebesar 6,41 miliar dolar (Rp101 triliun), lebih rendah dibandingkan perkiraan analis FactSet sebesar 6,45 miliar dolar.
Konflik Israel-Hamas yang berkepanjangan berdampak signifikan pada penjualan McDonald's yang memicu ketidaksesuaian dengan ekspektasi keuangan.
Dalam rilisnya, perusahaan itu mencatat penurunan pertumbuhan sebesar 0,7 persen di Timur Tengah, akibat dampak konflik itu, jauh lebih rendah dari prediksi analis sebesar 4,7 persen.
Tak hanya McDonald's yang terdampak, Starbucks, Coca-Cola, dan Nestle juga menghadapi serangan serupa di Timur Tengah, sejak awal perang.
CEO Starbucks, Laxman Narasimhan, mengakui, kemarahan konsumen atas perang menyebabkan penurunan penjualan pada kuartal terakhir.
Starbucks melaporkan penjualan bersih sebesar 9,43 miliar dolar (Rp148 triliun) pada kuartal terakhir, dengan pertumbuhan global sebesar 5 persen, di bawah perkiraan pertumbuhan mendekati 7 persen.
Starbucks juga mengatakan, toko-tokonya juga dilanda protes dan vandalisme di Timur Tengah dan Amerika Utara.
- Soal Identitas Puteri Indonesia Perwakilan Bengkulu, Ini Kata Kadispar Bengkulu
- Dewan Pers Fasilitasi Pembentukan SOP Penyelesaian Kekerasan Seksual di Perusahaan Media
- Pimpinan Kanwil Kemenkumham Bengkulu Halal Bihalal Dengan Gubernur Bengkulu