Siapa Ketum Golkar Bengkulu Utara, dari Penganggurankah ?

RMOL. Konflik internal di tubuh DPD Golkar Bengkulu Utara, mungkin menjadi awal berakhirnya kejayaan parpol berlambang pohon beringin ini. Meski ada waktu tiga tahun untuk membereskan pekerjaan rumah, semua itu tergantung hasil musyawarah daerah (musda) 10 Desember nanti, dan menjadi pertanyaan besar, siapa ketuanya ?


RMOL. Konflik internal di tubuh DPD Golkar Bengkulu Utara, mungkin menjadi awal berakhirnya kejayaan parpol berlambang pohon beringin ini. Meski ada waktu tiga tahun untuk membereskan pekerjaan rumah, semua itu tergantung hasil musyawarah daerah (musda) 10 Desember nanti, dan menjadi pertanyaan besar, siapa ketuanya ?

Prediksi itu disampaikan, mantan Sekjen DPD Golkar Bengkulu Utara, Mahdi Singarimbun, kepada RMOL Bengkulu, Selasa (29/11/2016).

"Mau dibawa kemana Golkar ini, tergantung hasil musda nanti siapa ketumnya," kata Mahdi Singarimbun.

Ia berpandangan, parpol yang dinahkodai orang-orang besar menjadi ancaman tersendiri. Tidak menutup kemungkinan partai Golkar akan menjadi penonton pada pemilihan anggota legislatif Bengkulu Utara 2019 nanti.

"Ada tiga parpol yang menjadi kuat saat ini, Gerindra Bengkulu Utara dinahkodai oleh Mian, Bupati Bengkulu Utara, NasDem Ketumnya Arie Septia Adinata, Wakil Bupati Bengkulu Utara, Partai Amanat Nasional (PAN) Yennita Fitriani. Sedangkan Golkar Bengkulu Utara nanti apakah dipimpin oleh penganggurankah, pejabat, pengusahakah, dari orang yang banyak uang atau orang pintar. Harapan saya, mari kita sama-sama berjuang biarlah musda berjalan secara profesional. Tidak senang dengan saya menjabat sekjen biarlah hasil musda yang memutuskan, bukan cara seperti ini. Mereka punya hak kami juga punya hak untuk perotes," bebernya.

Parpol ini bukan perusahaan, ini organisasi bersama bukan bergerak untuk kepentingan pribadi, lanjut Mahdi Singarimbun. Rasa tidak percaya diri pun muncul, jangankan kursi Ketua DPRD Bengkulu Utara kursi Ketua Komisi DPRD Bengkulu Utara mungkin tidak dapat diraih, Golkar bakal jadi penonton.

"Kedepannya persaingan ini semakin ketat. Sekarang nomor satu Golkar, nomor dua NasDem selanjutnya Gerindra. Bisa-bisa nanti posisi itu terbalik, apa lagi dengan kekuatan PAN saat ini," pungkasnya. [N14]