RMOLBengkulu. Bagaimana Indonesia menghadapi masa transisi untuk Normal Baru? Salah satunya adalah dilakukannya tes masif Covid-19. Tes ini sangat dibutuhkan untuk melihat gambaran kasus virus corona di suatu wilayah.
- Polisi Aktif Dilantik Pjs Gubernur, Mendagri Jatuhkan Kredibilitas Pemerintahan
- Gunung Anak Krakatau Meletus 56 Kali Hari Ini, Status "Waspada" Sudah Sejak 2012
- Dolar Nyaris Tembus 15 Ribu, HIPMI: Industri Nasional Bisa Kolaps
Baca Juga
RMOLBengkulu. Bagaimana Indonesia menghadapi masa transisi untuk Normal Baru? Salah satunya adalah dilakukannya tes masif Covid-19. Tes ini sangat dibutuhkan untuk melihat gambaran kasus virus corona di suatu wilayah.
Setelah tes dilakukan, maka tim tugas akan melakukan tracing atau pelacakan.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Donny Gahral Adian, menyampaikan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tes masif Covid-19 ditingkatkan lagi.
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan 10.000 tes. Kini, angka itu harus ditingkatkan lagi menjadi dua kali lipatnya.
"Tes masif tentu saja akan membuat gambaran lebih akurat dan utuh. Sekarang 10.000 tes sudah dilampaui, 10.000 spesimen perhari. Presiden minta ditingkatkan menjadi 20.000. Kemudian diikuti tracing (pelacakan) yang lebih progresif, Itu penting," kata Donny, dalam acara diskusi online yang diselenggarakan Indonesian Public Institute (IPI), Kamis (4/6).
Dengan hasil tes itu, data terdeteksi orang-orang yang berpotensi tertular dari pasien positif Covid-19. Ini akan memudahkan penanganan.
"Nanti dalam situasi normal baru pun kita harus punya gambaran yang akurat. Jangan yang keliru, karena kalau keliru, kita anggap situasi baik-baik saja, ternyata kita belum sampai pada puncak pandemik," jelas Donny.
Pemerintah tengah mematangkan lagi kesiapannya agar beberapa wilayah bisa segera menuju masa transisi, masa di mana selesainya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar menuju masa normal baru.
Kesiapan itu antara lain mengecek ketersediaan alat ukur, hand sanitizer, dan petugas yang disiagakan.
"Alat ukur suhu ada atau tidak. Hand sanitizer ada atau tidak. Petugas siap atau tidak. Hal-hal semacam ini perlu disiapkan. Sekali lagi, normal baru tidak boleh membuat kita lengah. Merasa semua baik-baik saja," tegas Donny dilaporkan Kantor Berita Politik RMOL.
Pemerintah merencanakan kembali membuka kegiatan ibadah di masjid, membuka toko-toko, serta mengaktifkan lagi beberapa layanan publik dan perkantoran secara bertahap. Tentunya semua itu membutuhkan kesiapan dari semua pihak dan mengikuti aturan protocol kesehatan. [tmc]
- Terkait Temuan, Inspektorat: Dalam Proses Penyelesaian
- Kemenkumham Raih Penghargaan Germas Award Tahun 2023
- MUI: Arogansi Aparat Saat PPKM Darurat Hanya Membuat Rakyat Kecil Terpuruk