Kendaraan Hybrid Lebih Diminati Konsumen Dibandingkan Mobil Listrik

Kendaraan hibrida menjadi semakin populer di pasar-pasar besar sebagai alternatif kendaraan listrik yang lebih mudah digunakan/Net
Kendaraan hibrida menjadi semakin populer di pasar-pasar besar sebagai alternatif kendaraan listrik yang lebih mudah digunakan/Net

Penjualan mobil hybrid di pasar-pasar utama mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kendaraan listrik. Ini menandakan pertumbuhan kendaraan listrik sedang melambat.


Mobil hybrid adalah mobil yang menggunakan sistem penggerak dengan dua sumber energi, yaitu bahan bakar dan listrik. Bahan kabar diolah pada mesin pembakaran dalam, sedangkan listriknya berasal dari baterai yang diproses motor listrik.

Kombinasi dari penggunaan dua sumber energi ini diklaim mampu menghasilkan efisiensi lebih tinggi dari mesin konvensional.

Menurut data MarkLines, penjualan kendaraan hybrid di 14 negara, termasuk China, Jepang, dan Amerika Serikat meningkat 30 persen pada tahun 2023, menjadi 4,21 juta unit.

Kendaraan listrik dan hybrid plug-in tertinggal dengan pertumbuhan sebesar 28 persen menjadi 11,96 juta unit.

Mobil hybrid menyumbang 7 persen dari total penjualan pada tahun 2023, naik 2 poin persentase dari tahun 2021.

Tomoyuki Suzuki, partner dan direktur pelaksana AlixPartners di Tokyo mengatakan, kecemasan terhadap keandalan kendaraan listrik telah menghambat perkembangan kendaraan.

“Kelemahan kendaraan listrik terhadap cuaca dingin – seperti yang ditunjukkan saat cuaca dingin parah di Amerika Utara, misalnya – dan kurangnya kemajuan dalam memasarkan kendaraan listrik dengan harga murah adalah penyebab keengganan konsumen," kata Suzuki," seperti dikutip dari Nikkei, Selasa (20/2).

Kenyamanan juga menjadi perhatian pembeli.  

Sebuah kendaraan listrik dengan jarak tempuh 150 kilometer membutuhkan waktu setidaknya 30 menit untuk mengisi dayanya, 10 kali lebih lama dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran internal atau hibrida yang perlu mengisi bahan bakar.  

Hal ini menyebabkan pengemudi kendaraan listrik menghadapi kemacetan di stasiun pengisian daya, atau meninggalkan mobil mereka dalam waktu lama untuk mengisi ulang daya.

“Lebih banyak konsumen yang membeli kendaraan hybrid atau plug-in hybrid sebagai pilihan yang lebih realistis, dibandingkan langsung beralih ke kendaraan listrik,” kata Suzuki.