Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan dianggap lebih mengikuti syahwat politik ketimbang mengikuti garis arahan partai, jika mencoba peruntungan di partai lain pada Pilpres 2024 mendatang.
- 17 Kapolda Dapat Pesan Tegas Kapolri Soal Pengamanan Pilkada
- Bacaleg Demokrat Kota Antri Ambil Formulir Pendaftaran
- Demokrasi Tidak Akan Pernah Sehat Selama Rakyat Masih Miskin
Baca Juga
Atas alasan itu, peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menilai Ganjar tidak bisa lepas dari PDIP. Alasannya, karena pria berambut putih tersebut merupakan kader PDIP dan karirnya moncer di banteng moncong putih.
"Itu diawali saat menjadi anggota DPR dan menjadi Gubernur Jawa Tengah. Karenanya, situasi kebatinan Ganjar di PDIP sudah terajut mendalam," ujar Dian kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/1).
Jika Ganjar tidak dapat tiket pencapresan di PDIP dan mencoba peruntungan di partai politik lain kata akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini, maka rajutan itu dikhawatirkan akan menjadi backfire bagi Ganjar sendiri.
"Maka akan terbangun secara alamiah narasi bahwa Ganjar lebih mengikuti syahwat politik ketimbang mengikuti garis dan arah akan partai dan ketua umum," pungkas Dian.
- Penjaringan Bacaleg Demokrat Rejang Lebong Dibuka Untuk Umum
- Ini Syarat Pendaftaran Balon Dewan Yang Ditetapkan KPU Lebong
- Naik 2,5 Kali Lipat Di Masa Pandemi, Kasus Eksploitasi Ancam Anak Indonesia