Dalam dua hari terakhir, cuaca panas terik yang ekstrem dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 34 warga di distrik Ballia, negara bagian Uttar Pradesh, India.
- Kontak Tembak TNI-Polri Dengan KKB, Satu Anggota Brimob Gugur
- Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas Guguran Disertai Hujan Abu
- Dua Hari Berturut, Positif Covid-19 Lebong Tembus 50 Kasus
Baca Juga
Untuk mengantisipasi penambahan korban, petugas medis setempat pada Sabtu (17/6) menyarankan agar para warga, khususnya lansia tetap tinggal di rumah saat siang hari.
Menurut Kepala Petugas Medis Ballia, Jayant Kumar, imbauan itu diberikan karena berdasarkan data korban tewas semuanya berusia di atas 60 tahun dan memiliki penyakit yang diperparah karena cuaca ekstrem.
“Semua orang menderita beberapa penyakit dan kondisi mereka memburuk karena panas yang ekstrim,” kata Kumar, dikutip Kantor Berita Politik RMOL dari Al Arabiya.
Kumar menjelaskan, bahwa 23 kematian dilaporkan pada Kamis (15/6) dan 11 lainnya meninggal pada Jumat (16/6).
Petugas medis lainnya, Diwakar Singh mengatakan banyak lansia yang dirawat di rumah sakit utama Ballia dalam kondisi kritis.
Data Departemen Meteorologi India melaporkan suhu pada hari Jumat (16/6) di atas normal dengan 42,2 derajat Celcius.
Bulan April, Mei, dan Juni merupakan musim panas di sebagian besar wilayah India sebelum nantinya beralih ke musim hujan dengan suhu yang lebih rendah.
Sebuah studi oleh World Weather Attribution, menyebut bulan April lalu gelombang panas yang membakar telah melanda sebagian negara di Asia Selatan.
Di bulan yang sama, cuaca panas telah menyebabkan 13 orang meninggal di Mumbai India saat mereka sedang mendatangi acara pemerintahan yang digelar di sebuah tanah lapang.
- Setahun Menghilang, Bunga Rafflesia Kembali Mekar Di Lebong
- Lebong Nihil Pasien Covid-19
- 19 Anggota KPU Hari Ini Diperiksa terkait Kasus Dugaan Rekayasa Sipol